Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit tidak menular yang prevalensinya meningkat secara signifikan dalam beberapa dekade terakhir. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), diabetes adalah salah satu dari empat penyakit tidak menular utama yang menjadi prioritas pengendalian global. Di Indonesia, diabetes menjadi perhatian besar dengan tingkat prevalensi nasional terus meningkat.
Menurut Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan, prevalensi diabetes mellitus (DM) pada penduduk Indonesia menunjukkan peningkatan signifikan. Prevalensi pada penduduk usia 15 tahun ke atas mencapai 11,7%, meningkat dari 10,9% pada 2018. Secara keseluruhan, prevalensi diabetes di seluruh kelompok usia mencapai 1,7%.
Data juga mengungkap bahwa mayoritas kasus diabetes yang tercatat adalah diabetes tipe 2, sebanyak 50,2% dari total sampel yang dianalisis. Kasus ini paling banyak terjadi pada lansia, khususnya usia 65-74 tahun. Diabetes tipe 1 lebih dominan pada anak-anak usia 5-14 tahun, sementara diabetes gestasional umumnya dialami oleh wanita usia 25-34 tahun selama kehamilan.
Peningkatan prevalensi diabetes ini sangat terkait dengan gaya hidup tidak sehat, seperti konsumsi makanan tinggi gula, kurangnya aktivitas fisik, dan rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pemeriksaan kadar gula darah secara rutin. Anak-anak juga semakin berisiko terkena diabetes karena konsumsi makanan manis dan kebiasaan kurang bergerak akibat penggunaan gadget yang berlebihan.
Faktor risiko lainnya yang sering diabaikan tetapi signifikan dalam peningkatan prevalensi diabetes adalah kebiasaan merokok, baik aktif maupun pasif.
Bagaimana Merokok Meningkatkan Risiko Diabetes?
Kebiasaan merokok memiliki dampak luas pada metabolisme tubuh yang memengaruhi risiko terjadinya diabetes, khususnya diabetes tipe 2. Berikut adalah beberapa mekanisme utama yang menjadi penyebabnya:
Hasil berbagai penelitian menunjukkan hubungan yang kuat antara kebiasaan merokok dan risiko diabetes:
Di Indonesia, dengan angka diabetes yang terus meningkat, keterkaitan antara kebiasaan merokok dan diabetes menjadi isu kesehatan masyarakat yang mendesak untuk ditangani.
Langkah-Langkah Pencegahan
Mengingat dampaknya yang luas, strategi pencegahan harus dilakukan secara menyeluruh, mencakup pendekatan medis, kebijakan, dan edukasi:
- Resistensi Insulin Nikotin, zat aktif dalam rokok, mengganggu fungsi reseptor insulin pada sel. Akibatnya, tubuh menjadi kurang peka terhadap insulin, meskipun kadar hormon ini meningkat. Kondisi ini dikenal sebagai resistensi insulin dan menjadi salah satu akar masalah dalam patofisiologi diabetes tipe 2.
- Disfungsi Sel Beta Pankreas. Stres oksidatif akibat radikal bebas yang dihasilkan oleh rokok dapat merusak sel beta pankreas yang bertugas memproduksi insulin. Dalam jangka panjang, hal ini dapat menyebabkan penurunan kapasitas pankreas untuk menjaga kadar gula darah tetap normal.
- Peningkatan Proses Peradangan. Merokok memicu pelepasan sitokin pro-inflamasi seperti tumor necrosis factor-alpha (TNF-α) dan interleukin-6 (IL-6). Peradangan kronis ini memperburuk resistensi insulin dan mempercepat perkembangan diabetes.
- Perubahan Komposisi Lemak Tubuh. Perokok cenderung memiliki distribusi lemak tubuh yang tidak sehat, seperti penumpukan lemak viseral (di sekitar organ dalam). Lemak viseral merupakan faktor risiko yang kuat untuk resistensi insulin dan diabetes.
Hasil berbagai penelitian menunjukkan hubungan yang kuat antara kebiasaan merokok dan risiko diabetes:
- Perokok Aktif. Risiko terkena diabetes tipe 2 meningkat hingga 37% dibandingkan non-perokok.
- Perokok Pasif. Meskipun tidak langsung mengisap rokok, mereka yang terpapar asap rokok memiliki peningkatan risiko diabetes sebesar 22%.
- Mantan Perokok. Risiko mereka cenderung lebih rendah daripada perokok aktif tetapi tetap lebih tinggi dibandingkan dengan non-perokok.
Di Indonesia, dengan angka diabetes yang terus meningkat, keterkaitan antara kebiasaan merokok dan diabetes menjadi isu kesehatan masyarakat yang mendesak untuk ditangani.
Langkah-Langkah Pencegahan
Mengingat dampaknya yang luas, strategi pencegahan harus dilakukan secara menyeluruh, mencakup pendekatan medis, kebijakan, dan edukasi:
- Kampanye Berhenti Merokok. Pemerintah dan sektor kesehatan harus terus mendorong kampanye berhenti merokok melalui media massa dan komunitas. Penyediaan layanan konseling dan terapi pengganti nikotin di fasilitas kesehatan juga dapat membantu perokok untuk berhenti.
- Edukasi tentang Diabetes. Masyarakat perlu disadarkan akan hubungan antara kebiasaan merokok dan diabetes melalui penyuluhan yang berbasis bukti ilmiah.
- Penguatan Kebijakan Anti-Rokok. Regulasi seperti pelarangan iklan rokok, penetapan kawasan tanpa rokok, dan peningkatan cukai rokok dapat membantu mengurangi konsumsi rokok di masyarakat.
- Peningkatan Deteksi Dini. Melakukan skrining gula darah pada perokok aktif maupun mantan perokok dapat membantu deteksi dini diabetes sehingga penanganan dapat dilakukan lebih awal.
- Kolaborasi dengan Lembaga Non-Pemerintah. Kerja sama antara pemerintah, organisasi masyarakat, dan lembaga non-pemerintah (NGO) diperlukan untuk mempromosikan gaya hidup sehat tanpa rokok.
Kebiasaan merokok memberikan dampak yang signifikan terhadap risiko diabetes mellitus. Penanganan menyeluruh terhadap kebiasaan merokok dapat membantu mengurangi beban diabetes pada tingkat individu maupun populasi. Dengan kombinasi edukasi, regulasi, dan layanan kesehatan yang memadai, risiko diabetes akibat merokok dapat diminimalkan, sehingga tercipta masyarakat yang lebih sehat dan produktif.
Daftar Pustaka
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2023). Survei Kesehatan Indonesia 2023: Laporan Utama. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
- Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2023). Prevalensi Diabetes dan Kebiasaan Merokok di Indonesia. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
- Batamtoday.com. (2023). Perokok Aktif di Indonesia Tembus 70 Juta Orang, Mayoritas Anak Muda. Diakses pada 1 Desember 2024 dari https://batamtoday.com/home/read/204453/Perokok-Aktif-di-Indonesia-Tembus-70-Juta-Orang-Mayoritas-Anak-Muda.
- World Health Organization (WHO) Indonesia. (2023). Policy Brief on Tobacco Control and Health Impact in Indonesia. Jakarta: WHO Indonesia.
- Willi, C., Bodenmann, P., Ghali, W. A., Faris, P. D., & Cornuz, J. (2007). Active smoking and the risk of type 2 diabetes: a systematic review and meta-analysis. JAMA, 298(22), 2654–2664.
- CDC. (2022). Smoking & Diabetes: How Tobacco Affects Blood Sugar. Centers for Disease Control and Prevention.
- World Health Organization (WHO). (2020). Global Report on Diabetes.
- Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. (2020). Infodatin: Profil Penyakit Tidak Menular di Indonesia.
- Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI.
- Pan, A., Wang, Y., Talaei, M., Hu, F. B., & Wu, T. (2015). Relation of active, passive, and quitting smoking with incident type 2 diabetes: a systematic review and meta-analysis. The Lancet Diabetes & Endocrinology, 3(12), 958-967.
- U.S. Department of Health and Human Services. (2014). The Health Consequences of Smoking - 50 Years of Progress: A Report of the Surgeon General.
Posting Komentar untuk "Diabetes Mellitus dan Kaitannya dengan Kebiasaan Merokok"
Terima kasih sudah berkunjung ke Blog "Bijak Mengelola Diabetes Mellitus". Saran, masukan, atau pertanyaan bisa disampaikan melalui kolom komentar di bawah ini.